BUSET LO YUN......NI TAHUN 2014 kok malah ceritain tahun 2009.
Ya kan ceritanya lagi lanjutin cerita yang dulu waktu masih jadi mahasiswa abadi.
Setelah mendapatkan nasihat yang sangat berharga, semangat juangku untuk menyelesaikan kuliah semakin membara, AKU HARUS LULUS TAHUN INI.
Setiap hari datang ke laboratium kimia di IPB-Darmaga, yang gue tempuh sepanjang 36 kilometer dari kos-kosan gue. Sungguh berat perjuangan gue saat itu, untungnya gue kuliah di tahun 2000an, jadi jarak segitu kalau ditambah macet cuma 30 menit perjalanan. Nah kalau gue kuliah di IPB di tahun 1938 pertama kali IPB berdiri, haduh....ga tau deh, kapan nyampe ke kampusnya....mungkin bisa seharian kalau jalan kaki atau naik andong hahahah (*lah salah sendiri kenapa situ nge-kosnya jauh dari kampus).
Hari berganti, bulan berlalu.
adik-adik angkatan sudah pada seminar, sidang dan wisuda. Tapi kenapa gue ga lulus-lulus.Apalagi persediaan uang semakin menipis. Makan pun gue seadanya,, seadanya gue makan, ada sandal jepit nganggur juga gw makan hahahah *ya gaklah emangnya gue Vampire doyan sendal*.
adik-adik angkatan sudah pada seminar, sidang dan wisuda. Tapi kenapa gue ga lulus-lulus.Apalagi persediaan uang semakin menipis. Makan pun gue seadanya,, seadanya gue makan, ada sandal jepit nganggur juga gw makan hahahah *ya gaklah emangnya gue Vampire doyan sendal*.
Ada suatu peristiwa yang gue masih inget dan bikin gue pengen nangis, ketawa atau marah. Tapi peristiwa ini mengajarkanku bagaimana cara bersyukur dan berprasangka baik dengan apa yang sudah Allah berikan untuk kita. Setiap makhluk sudah ada rizkinya masing-masing jadi ga usah kuatir ga bisa hidup walau tak ada uang. *Hati senang walaupun tak punya uang* lagu koes plus
Malam itu jam 9 malam. Hujan rintik-rintik, cacing-cacing diperut berteriak minta jatah makan. Untuk menghemat gue uang, gue beli pecel lele di deket kosan gue. Seperti yang biasa gue beli nasi uduk harga 3000 perak dan pecel waktu 5000 perak. Penjualnya mas-mas ngomong ngapak dari Brebes. Dia udah tau kalau gue mahasiswi melarat dan berasal dari daerah yang sama, daerah penghasil bawang merah. Sebagai rasa persaudaraan, tiap gue beli nasi ayam pecel disitu, gue selalu dikasi spesial. Nasinya dibanyakin, sambelnya 2 atau 3 bungkus, supaya bisa dimakan 2 kali, untuk makan malam ini dan makan besok paginya. Tapi walaupun sambel dan nasi dibanyakin, tetep aja ayamnya dikasi satu, gue pikir bakalan dikasi dua potong hahahah". Selesai beli nasi ayam, gue pulang ke kosan dengan riang gembira.
" Alhamdulillah dikasi rizki lebih hari ini" ucapku, sambil meletakkan makanan di meja belajar, dan berjalan ke dapur untuk ambil piring. Di ruang TV, ada acara Indonesian Idol waktu itu, karena lagi seru, gue ikut nonton, dan lupa mau makan nasi. Jeda iklan gue balik ke kamar mau ambil nasi ayam untuk dimakan di ruang TV. Bagai petir disiang bolong, kaget gue,,,,,ayam goreng gue hilang, dan bungkusan dari kertas minyak robek, gue cari siapa maling ayam gue, ternyata ayam gue digondol kucing.
Astagfirullah, salah apa gue ke kucing itu, tega banget dia makan ayamku. Si kucing ketakutan liat gue, akhirnya separoh ayam dilepaskan dan di lempar ke mulut gue *hahahhah lebay*. Antara laper , ga rela ayam dibuang sia-sia dan jijik mau makan ayam bekas gigitan kucing. Akhirnya cacing-cacing dalam perutku memenangkan pertempuran rasa lapar yang menggila. Gue buang bekas gigitan kucing, dan kuberikan pada cacing-cacing itu. Sungguh setiap mahluk ciptaan Allah itu telah diberikan rizki masing-masing.
No comments:
Post a Comment